Laporan
Praktikum
Dasar
– Dasar Teknologi dan Mekanisasi Pertanian
PENGENALAN
ALAT MESIN PENANAMAN DAN PEMANENAN
NAMA : SAIPUL ABBAS
NIM :
G 111 09 291
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : 1. HUSNUL MUBARAK
2. AHMAD HAMZAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
I. PENDAHULUAN
I.I Latar
Belakang
Usahatani
tanaman pangan yang konvensional banyak sekali menyerap tenaga kerja terutama
pada kegiatan pengolahan tanah, penanaman, dan pemanenan. Di lain pihak,
perkembangan di luar sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja cukup banyak.
Sehingga, tenaga kerja yang banyak berperan dalam kegiatan tanam, lebih
tertarik bekerja di luar sektor pertanian yang mampu memberikan pendapatan
lebih besar. Diperkirakan di masa mendatang akan semakin sulit mencari tenaga
kerja untuk tanam. Oleh sebab itu, perlu dicari alternatif untuk menghemat
penggunaan tenaga kerja.
Sampai saat ini penanaman padi disawah masih dilakukan secara
tradisional oleh masyarakat tani Indonesia. Proses penanaman padi yang akan
memerlukan tenaga kerja sekitar 20 persen keseluruhan proses budidayanya. Hal
ini menunjukkan sangatlah diperlukan alat tanam padi mekanis maka dari itu
perlu dikembangkan alat tanam padi pada yang negara-negara pertaniannya masih
menitiberatkan pada produksi padi.
Seiring
dengan perkembangan teknologi yang makin pesat dan pemikiran-pemikiran manusia
dari jaman ke jaman, cara menanam dan pemungutan hasil (panen) pertanian pun
tahap demi tahap berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Tuntutan
kebutuhan manusia akan pakan mendesak pemikir untuk memecahkan masalah-masalah
bagaimana meningkatkan produksi, meningkatkan produksi kerja sesuai dengan
waktu yang tersedia.
Pada
usaha meningkatkan produksi pertanian,
salah satu aspek yang harus ditekan serendah mungkin adalah masalah kehilangan
produksi diwaktu panen. Ini bertujuan agar dalam waktu yang cepat dapat
memungut hasil yang optimum dengan kehilangan produksi serendah mungkin dan
efisiensi kerja serendah mungkin.
Menurut
jenis tanaman, alat dan mesin panen digolongkan berdasarkan jenis tanaman yaitu
untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian, tebu, rumput-rumputan, kapas dan
umbi-umbian. Sedangkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian dibagi
jenisnya untuk padi, jagung, kacang-kacangan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dibahas
mengenai alat dan mesin tanam dan panen untuk mendapatkan informasi dan dapat
meningkatkan produktivitas sumber daya manusia sehingga memberikan nilai tambah
bagi penggunanya.
1.2
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
jenis dari alsintan tanam dan panen, prinsip kerja, serta bagian – bagian dari
alat tanam serta bagian-bagian dari alat panen (reaper).
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan
informasi mengenai alsintan tanam dan panen serta bagian – bagiannya. Dan untuk
mengetahui cara penggunaan alat tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat Tanam
Menurut Anonima (2011) bahwa penanaman merupakan usaha penempatan
biji atau benih di
dalam tanah pada kedalaman tertentu atau
menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan tanah didalam
tanah. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan
perkecambahan serta pertumbuhan
biji yang baik. Penanaman dapat dilakukan dengan
menggunakan tangan saja, dengan
bantuan alat-alat sederhana
ataupun dengan bantuan
mesin-mesin penanam.
Dalam
perkembangan alat dan mesin penanam ini dikenal dari bentuk tradisional
sampai dalam bentuk yang modern. Pada
umumnya bahwa prinsip dasar kerja dari alat tanam adalah
sama, baik jenis
yang didorong/ditarik tenaga
manusia, ditarik hewan
atau traktor. Prinsip
kerjanya antara lain pembukaan
alur atau lubang, mekanisme penjatuhan benih, dan penutupan alur atau lubang. Anonimb
(2011).
2.1.1
Macam-macam
Alat Tanam
Macam
dan jenis alat/mesin penanam dapat digolongkan menjadi 3 golongan berdasarkan
sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu:
1. Alat
penanam dengan sumber tenaga manusia
Alat penanam dengan sumber tenaga manusia dapat pula
digolongkan menjadi 2 golongan, (Surman 1984) yaitu:

Alat
penanam ini yang umum digunakan adalah alat yang disebut tugal. Tugal merupakan
alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan cocok untuk
menanam benih dengan jaraktanam lebar. Tugal bentuknya bermacam-macam sesuai
dengan modifikasi suatu daerah atau negara. Bentuk tugal di Indonesia merupakan
bentuk tugal yang paling sederhana, karena pada tugal tersebut tidak terdapat
bentuk mekanisme pengeluaran benih. Disini benih dimasukkan kedalam tanah
secara terpisah, artinya memerlukan bantuan orang lagi. Tidak demikian halnya
pada tugal yang telah dikembangkan di India dan Inggris.

Bentuk dan macam alat penanam semi-mekanis ini
juga bermacam-macam sekali. Alat-alat penanam ini cocok digunakan, baik pada
tanah-tanah ringan maupun berat serta cocok untuk benih-benih berukuran besar
dan kecil.
2. Alat
penanam dengan sumber tenaga hewan
Menurut
(Dahono 1983) alat penanam dengan sumber tenaga hewan juga banyak sekali
macamnya, tergantung modifikasi suatu daerah serta jenis benih yang akan
ditanam.
3. Alat
penanam dengan sumber tenaga traktor
Menurut
Popof (1986) alat penanaman dengan sumber tenaga dari traktor dapat digolongkan
menjadi 3 golongan., yaitu alat penanaman system baris lebar, baris sempit dan
sistem sebar.

Alat
baris penanaman sistem baris lebar ini telah dirancang untuk menempatkan
benih-benih dalam tanah dengan jarak baris tanam satu dengan yang lain cukup
lebar, sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan meningkatkan efisiensi
pemanenan. Alat penanam seperti ini banyak digunakan untuk tanaman seperti :
jagung, kapas, sorgum, serta kacangkacangan.

Alat penanam tipe ini adalah dirancang khusus untuk
menanam benihbenih kecil atau rumput-rumputan dalam baris dan alur yang sempit
serta kedalaman yang seragam. Karena inilah, maka pengoperasian alat-alat
mekanis dalam baris kecil sekali kemungkinannya. Alat penanam sistem baris yang
sempit ada yang mempunyai corong pemasukan yang hanya untuk benih saja dan
adapula yang mempunyai corong yang cukup luas namun terbagi menjadi dua bagian,
satu bagian menjadi tempat benih dan bagian lain menjadi tempat pupuk.

Penanaman sistem sebar merupakan cara penanaman paling
lama dan sederhana digunakan oleh petani. Penebaran benih dengan mengunakan
mesin akan jauh lebih teliti dan cepat bila dibandingkan penebaran dengan hanya
menggunakan tangan dan juga mampu menekan kehilangan benih yang jatuh dari
tangan penanam.(Anonimc 2005)
2.1.2 Prinsip Kerja Alat Tanam
Menurut
Surman (1989) alat penanam dengan sumber tenaga traktor terbagi atas 3 prinsip
kerja sesuai dengan tipe sistem barisnya, yaitu alat penanaman sistem baris
lebar, sistem penanaman baris sempit, dan sistem sebar.

Berdasarkan cara penempatan benih dalam
tanah, maka alat penanam sistem baris lebar dapat dibagi 3 tipe yaitu : drill,
hill-drop dan checkrow. Sedangkan untuk penempatan alat pananam pada traktor
dapat dibagi 2 golongan, yaitu : trailing dan mounted.

Penanaman sistem baris
sempit ini hampir sama dengan system baris lembar yang bebeda hanya pada jarak
antar benih sempit.

Penanaman sistem sebar ini memerlukan adanya pembuka
alur, maka dari itu harus disiapkan dengan pengolahan tanah yang menggunakan
peralatan seperti garu piring untuk membuka tanah. Dan juga sistem ini tidak
memerlukan penutupan. Penutupan kemudian dapat dilakukan dengan garu paku atau
yang lainnya.
2.2 Alat
Panen (Reaper)
Mesin pemanen reaper dipakai untuk
memanen tanaman biji-bijian seperti: Padi, Gandum, Sorgum dan sebagainya. Prinsip kerjanya mirip dengan cara kerja
orang panen menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang
dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau merobohkan tanaman tersebut
kearah samping (mesin REAPER) dan ada pula yang mengikat tanaman yang terpotong
menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar (mesin REAPER BINDER). Hasil
panen yang direbahkan menggunakan mesin reaper ini selanjutnya akan dirontok
menggunakan perkakas atau mesin tertentu (misalnya thresher). (Anonimd,
2011).
2.2.1 Jenis-jenis Alat panen (Reaper)
Menurut
Anonime (2011) Tipe ukuran mesin reaper ditentukan dari lebar
kerjanya. Tipe dengan lebar kerja satu meter biasanya mempunyai 3 alur (row).
Terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu : (a) reaper 3 row; (b) reaper 4 row;
dan (c) reaper 5 row. Didasarkan kepada jenis transmisi traktor penggeraknya
terdapat dua jenis yaitu:
a.
Sistem copot-gandeng (hitching)
b. Sistem gerak mandiri (self propeler)
2.2.2 Prinsip Kerja Alat Panen (Reaper)
Menurut
Hardjoanidjojo (2000) yang menyatakan bahwa prinsip kerja reaper tipe hitching
dan reaper tipe mandiri berbeda. Perbedaannya terletak pada prinsip kerjanya,
yaitu :

Bagian keseluruhan
mesin reaper dapat dicopot dandigandengkan terhadap transmisi penggeraknya.
Transmisi penggeraknya berupa box
transmisi traktor tangan lengkap dengan enjin-nya. Traktor tangan ini mempunyai
fungsi ganda yaitu dapat dipakai sebagai traktor pengolah tanah dan dapat
dipakai sebagai penggerak mesin reaper. Pada tipe ini gerak pisau reaper
terhubung langsung ke puli poros transmisi. Dengan demikian setiap kali kopling
penegang sabuk diaktifkan akan memberikan reaksi gerak maju roda dan sekaligus
gerak pisau pemotong. Gerakan pisau
dapat di-non-aktifkan dengan melepas sabuk puli penghubung ke pisau, hal ini
dilakukan saat mesin reaper dibawa kelapangan (transpormasi). Saat akan
beroperasi, sabuk puli penghubung ke pisau dipasang kembali. Jenis reaper
seperti ini tidak mempunyai fasilitasi gerakan mundur.

Keseluruhan mesin reaper merupakan
suatu unit kesatuan utuh terhadap box transmisi traktor penggeraknya (tidak
dapat dipisah-pisahkan) dan memang dirancang khusus sebagai mesin reaper. Pada
umumnya jenis reaper seperti ini komponen transmision box dilengkapi dengan
fasilitasi gerakan mundur. Terdapat dua buah handel tuas kopling kanan dan kiri
di stang kemudinya. Handel tuas kopling sebelah kanan dipakai untuk mengontrol
gerak roda. Handel tuas kopling sebelah kiri dipakai untuk mengotrol gerak
pisau reaper.
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum alat tanam dan panen
dilaksanakan pada hari selasa tanggal
26 April 2011 pukul 09.00 WITA sampai selesai , di laboratorium Mekanisasi dan
Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan pada praktikum alat tanam dan panen yaitu buku atau kertas untuk mencatat bagian-bagian
alat tanam dan panen. Alat yang
digunakan pada praktikum alat tanam dan panen yaitu kamera untuk mengambil gambar alat
tanam dan panen, serta alat tulis
untuk mencatat.
3.3 Metode
Percobaan
Adapun prosedur yang dilakukan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1.
Memperhatikan
penjelasan mengenai bagian dan fungsi alat tanah
dan panen
2.
Mengambil gambar alat tanam dan panen.
3. Mencatat
nama dan spesifikasi
dari masing-masing bagian-bagian alat tanam dan panen.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan maka diperoleh hasil yaitu dimana alat tanam memiliki
beberapa komponen yaitu: Wadah pupuk, wadah benih, pembuka alur, saluran benih,
saluran pupuk, penutup alur, dan roda belakang.
Tabel 1 ; Bagian-bagian Alat Tanam
Gambar
|
Spesifikasi
|
Nama Bagian
|
Tampak Depan
1
3
7 6
2
2 4
|
·
Pembuat : PT Agrindo
·
Tipe : tanam alur
·
Penarik : Traktor roda 4
·
Jarak tanam antara alur : Dapat diatur ( 30 – 80) cm
·
Kedalaman penanaman : 5 – 7 cm
·
Kapasitas : 0,3-0,4 ha/jam (4 baris
tanam);
·
Bobot (1 unit penanam) : 20 kg
|
1.
Wadah pupuk
2.
Wadah benih
3.
Pembuka alur
4.
Saluran benih
5.
Saluran pupuk
6.
Penutup alur
7.
Roda belakang.
|
Sumber data primer Laboratorium
Mekanisasi dan Teknologi Pertanian, 2011
Sedangkan
alat panen mempunyai beberapa
komponen yaitu: Setang Kemudi, Mesin, Pisau Pemotong, Tangan Pengait, Pelempar
Otomatis, Rem, dan Roda.
Tabel 2 : Bagian-bagian alat panen
Gambar
|
Spesifikasi
|
Nama
Bagian
|
Tampak Depan
7
7
4
3 5
Tampak Samping
2
7 3
Tampak Belakang
6
7
1
2 1
|
·
Tenaga penggerak (HP) :3
·
Panjang (mm):2180
·
Lebar (mm):1170
·
Tinggi (mm):900
·
Lebar kerja(meter):1
·
Bobot UnitReaper (kg):40
·
Bobot keseluruhan (kg):95
·
Kecepatan maju (km perjam):2.5
-4.5
·
Kapasitas kerja (ha per jam):0.20-0.25
·
Susut tercecer (%):Kurang 1 %
·
Kecepatan pisau (x kecepatan maju):1.3 kali
·
Pemakaian Bahan Bakar
(liter/jam):1
|
1.
Setang Kemudi
2.
Mesin
3.
Pisau Pemotong
4.
Tangan Pengait
5.
Pelempar Otomatis
6.
Rem
7.
Roda
|
Sumber :
data primer Laboratorium mekanisasi dan Teknologi Pertanian, 2011
4.2 Pembahasan
Wadah pupuk merupakan tempat untuk
menyimpan pupuk biasanya pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos atau pupuk
kandang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Popof (1986) yang menyatakan bahwa
alat penanam sistem baris yang sempit ada yang mempunyai corong pemasukan yang
hanya untuk benih saja dan adapula yang mempunyai corong yang cukup luas namun
terbagi menjadi dua bagian, satu bagian menjadi tempat benih dan bagian lain
menjadi tempat pupuk.
Wadah benih merupakan wadah atau tempat
untuk menampung benih seperti benih jagung, kedelai, dan lainnya. Hal ini
senada dengan pernyataan Popof (1986) yang menyatakan bahwa alat penanam sistem
baris yang sempit ada yang mempunyai corong pemasukan yang hanya untuk benih
saja dan adapula yang mempunyai corong yang cukup luas namun terbagi menjadi
dua bagian, satu bagian menjadi tempat benih dan bagian lain menjadi tempat
pupuk.
Pembuka
alur berfungsi untuk membuat luabng di tanah. Terbuat dari besi yang sangat
keras. Penrnyataan diatas sesuai dengan pendapat Surman (1989) yang menyatakan
bahwa Penanaman sistem sebar ini memerlukan adanya pembuka alur, maka dari itu
harus disiapkan dengan pengolahan tanah yang menggunakan peralatan seperti
garu.
Saluran
benih dan saluran pupuk merupakan selang yang terbuat dari plastik yang
menghubungkan antara wadah tempat pupuk dan tempat benih ke tempat penjatuhan
benih dan pupuk. Hal ini sesuai dengan pendapat Surman (1989) yang berpendapat
bahwa Alat penanam tipe ini yang paling sederhana adalah tipe yang hanya
mempunyai satu atau dua buah jalur dengan pemasukan benih dilakukan secara
terpisah, artinya benih dijatuhkan oleh operator melalui corong pemasukan terus
melalui saluran benih yang kemudian sampai dan masuk kedalam tanah. Alat penanaman
dibuat dari logam kecuali corong pemasukan dan saluran benih. Kedalaman dan
jarak tanam dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Penutup
alur pada alat tanam terbuat dari 2 roda besi menyerupai piring yang berfungsi
menutup alur setelah benih ditanam di tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Surman (1989) menyatakan bahwa penutupan kemudian dapat dilakukan dengan roda
penutup alur ataupun garu paku atau yang
lainnya. Alat penanaman sistem sebar terdapat 3 sistem alat, yaitu :tipe
sentrifugal atau endgate, tipe pesawat terbang dan penebar rumput-rumputan.
Roda belakang yang terbuat dari besi
yang tebal berfungsi untuk memudahkan pergerakan dari alat tanam yang jalan di
tanah yang tidak rata. Hal ini sesuai dengan pendapat Surman(1989) yang
menyatakan roda pada alat tanam yang ditarik pada traktor umumnya memiliki roda
tambahan dibelakang untuk mempermudah gerakan alat tanam itu sendiri dan juga mempunyai
fungsi tambahan yaitu untuk memadatkan tanah yang telah ditutup oleh rod
penutup alur.
Setang
kemudi berfungsi agar alat panen tidak keluar jalur dan saat kita ingin
membelokkan reaper. Setang kemudi harus dipegang dengan kuat dan dengan tubuh
yang tegap. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimd (2011) yang
berpendapat Stang kemudi merupakan bagian alsintan yang digunakan untuk
berpegangnya operator. Stang kemudi digunakan untuk membantu membelokan traktor.
Meskipun sudah ada tuas kopling kemudi, namun agar berbeloknya alsintan dapat
lebih tajam, perlu dibantu dengan stang kemudi.
Mesin
merupakan penggerak utama dari alat panen ini. Biasanya pada alsintan digukanak
mesin 4 Tak atau mesin bensin yang berbahan bakar bensin. Pada mesin panen,
mesin yang digunakan tidak terlalu besar tenaganya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anonima (2011) yang menyatakan Jenis motor bakar yang digunakan biasanya motor bakar
bensin karena kebutuhan tenaganya tidak terlalu besar, yaitu 3-5 Daya kuda.
Pisau
pemotong sesuai dengan namanya berfungsi untuk memotong batang padi bagian
bawah. Berbentuk lingkaran, sehingga cara memotongnya pisau ini berputar. Hal
ini sesuai dengan pendapat Anonimb (2011) bahwa Pisau pemotong pada umumnya berupa
pisau berputar dan berbentuk lingakaran
dimana tepinya bergerigi (seperti gergaji) tajam. Penajaman pisau pemotong perlu
dilakukan bila sudah bekerja sekitar 300-600 jam kerja memotong.
Pada saat alat ini jalan, padi tidak serta
merta masuk ke dalam pisau pemotong melainkan butuh bantuan tangan pengait yang
mengarahkan padi ke pisau. Hal ini sama dengan pendapat Anonima
(2011) bahwa Tangan pengait bekerja secara otomatis, fungsinya adalah untuk
mengait/menarik batang padi kearah pisau pemotong.
Pelempar otomatis memiliki fungsi untuk
melempar padi yang telah dipotong ke kananyang kedu dan nantinya jatuh ke tanah
dengan jumlah tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonima
(2011) yang menyatakan bahwa Bagian ini tugasnya melempar sejumlah padi yang
terpotong dari tempat pengumpulan.
Proses pelemparan berjalan secara otomatis setelah padi yang terpotong terkumpul pada ukuran tertentu.
Rem berfungsi
untuk mengentikan gerakan dari reaper ini. Hal ini sesuai dengan pendapat
Anonimd (2011) yang berpendapat bahwa rem pada
alsintan digunakan pada saat ingin memberhentikan alsintan. Cara
pengoperasiannya dengan cara tuas rem ditarik kebelakang.
Roda penggerak fungsi utamanya untuk
mengerakkan reper karena roda merupakan pijakan utama reaper di tanah. Hal ini
sesuai dengan pendapat Anonimd (2011) yang menyatakan bahwa sebuah
traktor tangan dapat bergerak maju-mundur dengan kecepatan tertentu karena
putaran poros motor penggerak disalurkan sampai ke roda. Roda besi digunakan
untuk pembajakan di lahan kering.
V. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan di laboratorium maka dapat disimpulkan bahwa :

1.
Pembukaan alur atau lubang
2. Mekanisme penjatuhan benih
3.
Penutupan alur atau lubang

1. Sistem copot-gandeng (hitching)
2. Sistem gerak mandiri (self propeler)


5.2
Saran
Sebaiknya pada praktikum ini dilakukan percobaan
menggunakan salah satu alat mesin panen atau mesin tanam agar lebih mudah
memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima.
2011. Penuntun Dasar-dasar Teknologi dan Mekanisasi Pertanian.
Universitas Hasanuddin, Makasar.
Anonimb.
2011. Alat dan Mesin Penanaman. http://www.ocw.usu.ac.id.
Diakses tanggal 28 April 2011. Makassar.
Anonimc.
2011.Alat
Penanaman. http://www.
ucupneptune.blogspot.com. Diakses tanggal 28 April 2011.
Makassar.
Anonimd.2011.Reaper.http://id.wikipedia.org/wiki/Traktor.
Diakses tanggal 28 April 2011. Makassar.
E. V, Popof.1986.Mekanika
Tanah. Erlangga Jakarta.
Hardjoanidjojo S, 2000.Pengantar Keteknikan Pertanian,
IPB, Bogor.
Surman,
R.L. 1989, Mengerjakan Tanah dan Alat-Alat Pertanian, SPMA Cetakan ke II,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar