Profil

Minggu, 11 Desember 2011

Laporan Pengenalan bentuk fisik dan formulasi pestisida


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM II
PESTISIDA DAN APLIKASINYA

Nama                           : Saipul Abbas
NIM                               : G11109291
Kelompok                    : 3 (Tiga)
Asisten                         : Muh.Ihwan
Judul Kegiatan            : Pengenalan bentuk fisik dan formulasi pestisida

LATAR BELAKANG
Dalam mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang dapat merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian, manusia dalam kehidupan sehari-harinya seringkali menggunakan pestisida, Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran-cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".
Penggunaan pestisida tanpa mengikut iaturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem .Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena pestisida pada umumnya bersifat racun yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur, oleh karena itu perlu mengetahui sifat larutan dari pestisida itu sendiri sebelum menggunakannya.
Pestisida dalam bentuk teknis sebelum digunakan perlu diformulasikan dahulu. Formulasi pestisida merupakan pengolahan yang ditujukan untuk meningkatkan sifat-sifat yang berhubungan dengan, keamanan, penyimpanan, penanganan, penggunaan, dan keefektifan pestisida. Pestisida yang dijual telah diformulasikan sehingga dalam penggunaannya pemakai tinggal mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan secara manual. Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.

METODE
Tempat dan Waktu
Praktikum di laksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin padahari Selasa Tanggal 27 September pukul 10.00 WITA- selesai.
Metode Pelaksanaan
1. Menyiapkan pestisida yang akan digunakan, kemudian pestisida tersebut diuji coba terhadap belalang dengan cara menggosok bagian bawah tubuh belalang pada cairan pestisida yang sebelumnya ditetesi di atas kertas,
2. Mencatat waktu ketahan belalang terhadap jenis pestisida.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pukul
Belalang
Matador 25FC
Fenthrin 50EC
12.10
1
Hidup
Hidup
2
Hidup
Mati
3
Hidup
Mati
4
Hidup
Hidup
16.30
1
Mati
Mati
2
Hidup
Mati
3
Hidup
Mati
4
Hidup
Hidup
17.10
1
Mati
Mati
2
Mati
Mati
3
Mati
Mati
4
Mati
Mati
Sumber: Data primer setelah diolah 2011.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, lamanya reaksi pada masing-masing pestisida terhadap serangga belalang sangat beragam. Karena kandungan bahanaktifyang dimiliki pada kedua larutan tersebut berbeda. Pada larutan fenthrin, belalang lebih cepat mati dibandingkan dengan larutan matador. Waktu ketahan belalang terhadap larutan matador 25 EC rata-rata ±4-5 jam. Sedangkan larutan fenthrin 50 EC, waktu ketahanan ±1-3 jam.Dari kedua pestisida golongan insektisida berdasarkan formulasinya berupa EC (Emulsifiable Concentrate) yang bersifat sebagai racun kontak dan lambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar