Profil

Selasa, 20 Desember 2011

DESAIN DAN TATA RUANG PERTANIAN


LAPORAN PRAKTIKUM
DESAIN DAN TATA RUANG PERTANIAN
PERENCANAAN KECAMATAN BUNGAYA




BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
 Secara filosofis suatu proses pembangunan dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik. Untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan yang diinginkan, maka upaya-upaya pembangunan harus diarahkan kepada efisiensi (effeciency), pemerataan (equity) dan keberlanjutan (sustainability) dalam memberi panduan kepada alokasi sumber daya (semua kapital yang berkaitan dengan natural, human, man-made maupun social). Di Indonesia, dengan dikeluarkannya UU No 22 tahun 1999 yang direvisi dengan UU 32 tahun 2004, memberikan kewenangan kepada daerah dalam mengelola sumber dayanya, untuk kemajuan daerah dan kemakmuran rakyatnya. Peraturan perundangan ini merubah paradigma pembangunan yang tadinya terpusat dan vertical-sektoral, menjadi lebih terdesentralisasi, horizontal dan koordinatif. Dengan demikian setiap Pemerintah Daerah harus dapat membuat perencanaan yang mampu memberikan arahan pembangunan dengan pemanfaatan sumberdaya yang optimal dan berkelanjutan.
Kecamatan Bungaya merupakan salah satu  kecamatan di Kab. Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak didataran tinggi (pegunungan). Dimana kegiatan pertaniannya sangat potensial namun belum optimal. Ke depan peran sektor pertanian diharapkan dapat memberikan andil yang besar dalam pembentukan fondasi ekonomi daerah yang kuat melalui keterlibatan masyarakat/rakyat kecil dengan berciri ekonomi kerakyatan yaitu dengan mengembangkan pendekatan pembangunan yang melibatkan kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat setempat dalam bentuk pengelolaan secara bersama (co-management) berbasis masyarakat sehingga dapat menggerakkan ekonomi riil daerah yang dinamis.



1.2. Tujuan, Hasil dan Sasaran
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah menyusun Master Plan Pengembangan Kawasan Pertanian di Kecamatan Bungaya. Secara lebih rinci tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui potens dan pengembangan Kawasan Pertanian di Kecamatan Bungaya.
2.    Mengkaji kesesuaian lahan dan daya dukung wilayah dalam menentukan kapasitas pengembangan Kawasan Pertanian di Kecamatan bungaya.
3.    Merumuskan sasaran-sasaran pengembangan kawasan pertanian Kecamatan Bungaya
Adapun sasaran kegiatan ini adalah:
1.    Stakeholder pembangunan utamanya adalah masyarakat pelaku usaha pertanian.
2.    Kawasan pertanian baik yang eksisting maupun potensial.
Ruang lingkup kegiatan merupakan tahapan kegiatan yang dikerjakan, sehingga dapat tercapai tujuan umum dari kegiatan praktikum. Tahapan kegiatan merupakan kegiatan dalam praktikum yang saling terkait satu dengan lainnya. Tahapan praktikum ini terdiri dari beberapa aktivitas penting sebagai berikut :
1.    Kajian terhadap faktor kunci yang merupakan pengkajian terhadap kepentingan faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan Kawasan Pertanian. Hasil informasi ini digunakan untuk menyusun skenario strategi pengembangan Kawasan Pertanian.
2.    Kajian terhadap potensi lahan dan komoditas yang merupakan pengelompokan kawasan sesuai dengan potensi lahan dan komoditas yang berkembang.








BAB II
KEADAAN UMUM LOKASI
2.1. Administrasi dan Aksebilitas Wilayah
2.1.1. Letak Geografis dan Administrasi
Kecamatan Bungaya merupakan salah satu  kecamatan di Kab. Gowa, terletak didataran tinggi (pegunungan)  berbatasan dengan beberapa kecamatan lain  di Kab. Gowa. Sebelah Utara Kecamatan Manuju, Sebelah Selatan Kecamatan Tompobulu dan Biringbulu, dan Kecamatan Bontolempangan di Sebelah Timur, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Polongbangkeng Utara  Kabupaten Takalar. 
Bungaya secara administratif  terbagi kedalam desa/kelurahan tujuh desa/kelurahan. Terbentuk  berdasarkan PERDA No. 7 Tahun 2005, dengan Sapaya sebagai ibukota kecamatan berjarak sekitar 46 km dari Sungguminasa. Jarak dari ibukota kabupaten adalah 46 km dengan luas kecamatan 175 km2.
2.1.2. Kependudukan
Jumlah penduduk kecamatan bungaya tahun 2011 adalah 15.873 orang dan sekitar 99,98 persen beragama Islam. Menurut jenis kelaminnya jumlah penduduk laki-laki 7.710 orang sedangkan jumlah penduduk perempuan 8.163 orang dengan sex ratio 94.5. Kepadatan penduduk per km adalah 30 – 49. Laju pertumbuhan penduduk adalah sekitar 0,74 %. Jumlah rumah tangga 3.798 dengan rata - rata anggota rumah tangga 4.18.
2.1.3. Aksebilitas
Jenis transportasi yang ada di Kecamatan bungaya adalah jenis transportasi darat seperti sepeda motor, sepeda dan angkutan umum seperti pete – pete dan becak. Tidak terdapat transportasi udara dan laut di Kecamatan bungaya.


2.2. Fisik Wilayah
2.2.1. Topografi
Topografi Kecamatan Bungaya sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit dan mempunyai kemiringan tanah di atas 40 derajat.
2.2.2. Penggunaan Lahan
Sebagian besar lahan di kecamatan bungaya belum digunakan dan masih berupa hutan. Walaupun terdapat beberapa hektar yang digunakan sebagai lahan pertanian.



2.3. Perkembangan Sektor Unggulan
2.3.1. Pertanian
Potensi Kabupaten Gowa yang sesungguhnya adalah sektor pertanian. Lahan persawahan yang sempit mampu memberikan hasil yang memadai.
2.3.2. Peternakan
Jenis usaha peternakan di budidayakan di Kecamatan Bungaya terbagi atas dua jenis yakni ternak besar yang meliputi sapi, kerbau, kuda dan kambing. Dan ternak unggas yang terdiri atas ayam, itik dan manila.
2.3.3. Kehutanan
Sektor Kehutanan di Kecamatan Bungaya baik untuk dikembangkan karena memiliku wilayah yang terluas.
2.3.4. Kelautan
Tidak ada perkembangan di sektor kelautan karena Kecamatan Bungaya tidak terletak di pinggir laut.
2.3.5. Perikanan
Tidak ada perkembangan di sektor perikanan karena Kecamatan Bungaya tidak terletak di pinggir laut.


BAB III
METODOLOGI
3.1. Kompilasi, Analisa dan Interpretasi Data
Pengumpulan data menggunakan metode Penelusuran Dokumen. Penggunaan metode pengumpulan data tersebut untuk menjawab tujuan yang akan dicapai. Sejalan dengan metode partisipatif juga dilakukan kegiatan dan identifikasi aspek fisik lahan. Selanjutnya adalah kegiatan persiapan yang ditujukan untuk melakukan persiapan terhadap pelaksanaan pengumpulan data bio-fisik lahan. Kegiatan pengumpulan data awal dilaksanakan melalui studi literatur dan pengumpulan data dari instansi terkait menyangkut data sekunder, peta-peta eksisting. Selain untuk menunjang data primer dan persiapan awal pekerjaan, beberapa data sekunder kemungkinan nantinya juga dapat digunakan sebagai pengganti data primer apabila ditemukan kesulitan atau keterbatasan didalam mendapatkan data primer. Data sekunder diperoleh dari studi literatur. Data sekunder yang dibutuhkan pada pekerjaan ini dan perolehan datanya adalah Peta Referensi sebagai dasar penyajian dari peta-peta tematik yang dibuat pada pekerjaan ini adalah Peta Rupa Bumi Indonesia yang diperoleh dari Bakosurtanal.
3.2. Pemetaan dan Pembuatan Rencana
            Pemetaan dan pembuatan rencana dilakukan dengan membuat peta lerenga dan peta land use (penggunaan lahan) berdasarkan pada Peta Rupa Bumi Indonesia yang diperoleh dari Bakosurtanal. 










BAB IV
SKENARIO DESAIN DAN TATA RUANG PERTANIAN
4.1. Analisa Eksidibilitas
Transportasi merupakan kebutuhan yang sangat menunjang dalam proses perkembangan interaksi antar daerah dan diharapkan dapat mendorong percepatan perkembangan antar wilayah di segala bidang. Dengan cara mendesain jalan dengan peningkatan jalan akses meliputi pembangunan jembatan dan jalan dengan persimpangan 1-4  dengan lebar 6 meter aspal ketebalan fondasi dan aspal akan dihitung untuk kebutuhan kendaraan berat. Di Kecamatan Bungaya perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana transportasi darat karena di kecamatan ini hanya transportasi daratlah yang palin sesuai.
4.2. Analisa Topografi
Wilayah Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa memiliki topografi dari kemiringan lereng yang datar, agak datar, bergelombang, agak curam, curam dan sangat curam. Kelerengan datar memiliki luas daerah yang tersempitt diantara ke tujuh tipe kelerengan. Sedangkan lereng bergelombang, agak curam dan curam tersebar merata di wilayah Kecamatan Bungaya.
4.3. Pemanfaatan Lahan
Kecamatan Bungaya lahannya dimanfaatkan menjadi empat bagian, yaitu hutan, tegal/ladang, sawah dan sawah tadah hujan. Pola pembangunan tanah yang sudah ada peruntukannya dan rencana alokasi penggunaan ruang berdasarkan Rencana Tata Ruang. Untuk mewujudkan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang pada skala wilayah dan kawasan, maka pola pemanfaatan ruang di Kecamatan Bungaya terbagi menjadi beberapa kawasan, yaitu kawasan hutan, kawasan perkebunan, kawasan persawahan, pemukiman dan kawasan pariwisata. Dengan pola ini, proses penetapan kebijakan, peraturan, serta mekanisme perizinan dapat menjadi alat pengambilan keputusan dalam rangka perwujudan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang secara efektif. Pemanfatan Hutan, belukar, ladang dan dan sawah memberikan beragam manfaat bagi kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini sesuai yang di kemukakan Gardner dan Engleman (1999), bahwa secara langsung, hutan dapat menghasilkan kayu industri, kayu bakar, dan hasil hutan non kayu; menyediakan lahan untuk permukiman dan pertanian; dan lain sebagainya. Sementara itu secara tidak langsung, hutan dapat mengatur tata air di alam (hidrologi), menyimpan karbon, melestarikan keanekaragaman hayati dan habitat, pasokan oksigen, dan sebagai obyek pariwisata. Lahan hutan tidak hanya dimanfaatkan untuk dijadikan permukiman dan pertanian, tetapi juga menjadi berbagai macam kegunaan lahan lain yang sesuai dengan keinginan manusia.
4.4. Analisa Potensial Lahan
Potensial agronomi daerah terbesar yaitu sektor pertanian tanaman pangan (padi) di Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa selama tahun 2009 mengalami kenaikan. Berdasarkan data yang diperoleh komoditi dominan dikembangankan meliputi: padi sawah menempati areal yang maksimal  setiap 1 ha dapat memproduksi 3 ton. Dilanjutkan Perkembangan sektor perkebunan mengalami kenaikan untuk jenis komoditi yang dominan dikembangkan adalah kopi yang berkualitas meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini sesuai yang di kemukakan Data BPS (2010) bahwa peningakatan potensial ekonomi daerah akan mencerminkan tingkat pendapat penghasilan dengan menggambarkan tinggi rendahnya kesejahteraan yang diperoleh daerah tersebut.
4.5. Skenario Rekomendasi Perencanaan
Dengan hasil Pengumpulan data secara primer dan skunder dilakukan inventarisasi, pengolahan data yang akurat serta menghasilkan rancangan pemetaan Desain Tata Ruang Pertanian yang berbasis master plan melalui proses akhir dengan pertimbangan Analisa Neraca. Merekomendasikan dalam pembuatan pembuatan rencana peta lahan  dengan studi tentang rancangan Sumber Daya Alam secara umum ditujukan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Selain itu untuk keperluan monitoring dan evaluasi dilakukan melalui penajaman (kajian yang lebih mendalam) yaitu menyangkut analisis aksebilitasi, kelerengan, pemanfaatan lahan dan potensi agronomi dari kondisi terakhir sumberdaya alam tersebut. Melakukan perancangan  pola pemanfaatan  Desain Tata Ruang  Pertanian di Kecamatan Bungaya dlokasikan pada berbagai Kawasan yang telah disebutkan. Hal ini sesuai yang di kemukakan Ciptohadijoyo,  (1999) bahwa Skenario rekomendasi perencangan daerah dengan system pemetaan harus mempertimbangkan segala aspek mulai dari kondisi geografis, sossial budaya, pertumbuhan ekonomi meliputi (pertanain, perkebunan, perindustrian, peternakan, kehutanan, dan lain-lain) dan melakukan perencanaan manster plan pertanian yang berkelanjutan dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang tersedia.





















BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Desain Tata Ruang Pertanian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Transportasi merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat menunjang dalam perkembangan interaksi antar daerah dan diharapkan dapat mendorong percepatan perkembangan antar wilayah khususnya dalam mendukung proses pertumbuhan dan pemerataan di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, sosial budaya, jasa pelayanan dan stabilitas keamanan.
2.    Kecamatan Bungaya terbagi menjadi beberapa kawasan, yaitu kawasan hutan, kawasan perkebunan, kawasan persawahan, pemukiman dan kawasan pariwisata.
3.    Potensial agronomi daerah terbesar yaitu sektor pertanian tanaman pangan (padi) di Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa selama tahun 2009 mengalami kenaikan.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum Desain tata ruang pertanian dijelaskan lebih rinci lagi agar praktikum dapat berjalan lebih lancar. Praktikum ini juga sebaiknya dimulai pada wal perkuliahan agar jangka waktu yang tersedia lebih lama.









DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistika Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa 2010.
Ciptohadijoyo, S., 1999. Desain Tata  Ruang Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
Gardner, T., Engelman, R. 1999. Forest Futures: Population, Consumption and
              Wood Resources. Population Action International. Washington

Tidak ada komentar:

Posting Komentar