SEMANGKA
(Citrullus vulgaris)
1. SEJARAH SINGKAT
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh
merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari
daerah kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke
berbagai negara seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Semangka
termasuk dalam keluarga buah labu-labuan (Cucurbitaceae) pada daerah
asalnya sangat disukai oleh manusia/binatang yang ada di benua tersebut, karena
banyak mengandung air, sehingga penyebarannya menjadi cepat.
2. JENIS TANAMAN
Terdapat puluhan varietas/jenis semangka yang dibudidayakan,
tetapi hanya beberapa jenis yang
diminati para petani/konsumen. Di Indonesia varietas yang cocok dibudidayakan
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan,
Semangka Batu Sengkaling dan Semangka Bojonegoro) danSemangka Hibrida Impor
(dari hasil silangan Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri. Semangka
tersebut diklasifikasikan menurut benih murni negara asalnya:
benih Yamato, Sugar Suika, Cream Suika dan lainnya.
3. MANFAAT TANAMAN
Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah
segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk bahan
sayur-mayur. Semangka yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan bijinya, yang
memiliki aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi makanan ringan yang
disebut "kuwaci" (disukai masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit
semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah ketimun atau jenis labu-labuan
lainnya.
4. SENTRA PENANAMAN
Semangka banyak dibudidayakan di negara-negara seperti Cina,
Jepang, India dan negera-negara sekitarnya. Sentra penanaman di Indonesia
terdapat di Jawa Tengah
(D.I. Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo); di
Jawa Barat
(Indramayu, Karawang); di Jawa Timur ( Banyuwangi, Malang); dan di
Lampung, dengan rata-rata produksi 30 ton/ha/tahun.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1) Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman
semangka adalah 40-50 mm/bulan.
2) Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak
terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya
kemunduran waktu panen.
3) Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah
dengan optimal pada suhu } 25 derajat C (siang hari).
4) Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah
suhu harian rata-rata yang berkisar 20–30 mm.
5) Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari
areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian
cocok\ untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman
semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya,
kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.
5.2. Media Tanam
1) Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah
yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah
kebun/persawahan yang telah dikeringkan.
2) Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH <
5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan
tingkat keasaman tanah tersebut.
3) Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous
(sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah
membuang air kurang baik untuk ditanami semangka.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka
adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat
pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan
dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan adalah: Hibrida
import, terutama benih jenis Triploid (non biji) yang mempunyai kulit
biji yang sangat keras dan jenis Haploid (berbiji).
2) Penyiapan Benih
Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis bibit triploid setelah
dipilih disiapkan alat bantu untuk menyayat/merenggangkan sedikit karena tanpa
direnggangkan biji tersebut sulit untuk berkecambah, alat bantu tersebut
berbentuk gunting kuku yang mempunyai bentuk segitiga panjang berukuran kecil
dan disediakan tempat kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis Haploid
dengan mudah disemai karena bijinya tidak keras sehingga mudah membelah pada
waktu berkecambah.
3) Teknik Penyemaian Benih
Teknik penyemaian benih semangka dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu :
a) Perenggangan bibit biji semangka terlebih dahulu supaya untuk
mempermudah dalam proses pertumbuhannya;
b) Perendaman biji dalam suatu satuan obat yang diramu dari
bahan-bahan: 1 liter air hangat suhu 20-25 derajat C; 1 sendok teh hormon
(Atornik, Menedael, Abitonik); 1 sendok peres fungisida (obat anti jamur)
seperti: Difoldhan 4T, Dacosnil 75 WP, Benlate; 0,5 sendok teh peres
bakterisida (Agrept 25 WP). Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan
ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi dan bibit siap dikecambahkan.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar
matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik
transparan serupa rumah kaca mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka dengan
pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan lewat daun untuk memacu
perkembangan bibit dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap 3 hari sekali.
Pada usia 14 hari,
benih-benih dipindahkan ke lapangan yang telah matang dan siap
ditanami benih tersebut.
5) Pemindahan Bibit
Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian bibit menggunakan
kantongkantong plastik berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm. Satu kantong ditanam
satu benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk pengurangan sisa air) dan
diisi campuran tanah dengan pupuk organik komposisi: 1 bagian tanah kebun, 1 bagian
kompos/humus, 1 bagian pupuk kandang yang sudah matang. Setelah bibit berumur
12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang
telah diolah.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu
yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari sampai
tanah itu mudah dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya.
2) Pembukaan Lahan
Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk menghancurkan
tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang merata. Tunggul bekas batang/jaringan
perakaran tanaman terdahulu dibuang keluar dari areal, dan juga segala jenis
batuan yang ada dibuang, sehingga tidak mempengaruhi perkembangan tanaman
semangka yang akan ditanam di areal tersebut.
3) Pembentukan Bedengan
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung
di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat.
Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam yang dikehendaki oleh si penanam (bentuk
bedengan baris tanaman ganda, bedengan melintang pada areal penanaman). Lebar
bedengan 7-8 meter, tergantung tebal tipis dan tinggi bedengan (tinggi bedengan
minimum 20 cm).
4) Pengapuran
Dilakukan dengan pemberian jenis kapur pertanian yang me-ngandung unsure
Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan
menetralkan racun dari ion logam yang terdapat didalam tanah. Dengan kapur Karbonat/kapur
dolomit. Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH
5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomite dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50
kg.
5) Pemupukan
Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik dan pupuk buatan. Pupuk
kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari hewan sapi/kerbau
dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk kandang berguna untuk membantu
memulihkan kondisi tanah yang kurang subur, dengan dosis 2 kg/ bedengan.
Caranya, ditaburkan disekeliling baris bedengan secara merata. Pupuk tersebut
terdiri atas: (a) Pupuk Makro yang terdiri dari unsur Nitrogen, Phospor,
Kalsium (dibuat dari pupuk ZA, TSP dan KCl); (b) Pupuk Mikro yang terdiri dari
Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Mangaan (Mn), Besi (Fe), Belerang (S), Tembaga
(Cu), Seng (Zn) Boron (Bo) dan Molibden (Mo). Pupuk tersebut, dijual dengan
beberapa merek seperti Mikroflex, Microsil dll. Penggunaannya, dicampur 1% obat
anti hama penggerek batang.
6) Lain-lain
Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi bedengan
pada tempat penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di bagian tengah, sebagai
landasan buah pada bedengan, diratakan dan diatas lapisan ini diberi jerami
kering untuk perambatan semangka dan peletakan buah. Bedengan perlu disiangi,
disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm dan plastik mulsa dengan
lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuh tanaman liar.
Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 8-12
bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik sisa yang
berwarna perak yang memantulkan sinar matahari dan secara tidak langsung
membantu tanaman banyak mendapat sinar matahari untuk pertumbuhannya.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola tanam monokultur.
2) Pembuatan Lubang Tanaman
Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, setelah persemaian
berumur 14 hari dan telah tumbuh daun } 2-3 lembar. Sambil menunggu bibit
cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan
pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah ke darat.
Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 80-100
cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup dengan plastic mulsa,
maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang
disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang.
3) Cara Penanaman
Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara
massal supaya tanah siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi areal
sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum batang
bibit ditanam dilakukan perendaman, agar mudah pelepasan bibit menggunakan
kantong plastic yang ada. Langkah imunisasi dilakukan dengan perendaman selama
5-10 menit disertai campuran larutan obat obatan. Susunan obat terdiri dari: 1
sendok the hormon Atonik, Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok teh peres
bakterisida tepung, 1 sendok teh peres fungisida serbuk/tepung (Berlate,
dithane M-45, Daconiel).
Urutan penanaman adalah sebagai berikut:
a) Kantong plastik diambil hati-hati supaya akar tidak rusak.
b) Tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang
sudah disiapkan
c) Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan
d) Lubang tanaman yang tersisa ditutup dengan tanah dan disiram
sedikit air agar media bibit menyatu dengan tanah disekeliling dapat bersatu
tanpa tersisa.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila
tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit
baru yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila
tanaman terlalulebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan,
karena menghalangi sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman.
2) Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang
primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting
sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang
sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada
ruas yang ada buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan
cabang utama dan cabang primer agar semua daun pada tiap cabang tidak saling
menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik
pohon/buahnya.
3) Pembubunan
Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah agar akar
menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa hari penanaman.
4) Perempalan
Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda
yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang
sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu
lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.
5) Pemupukan
Pemberian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak akan
semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan dengan
fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative diperlukan pupuk daun (Topsil D),
pada fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan pemupukan Topsis B untuk
memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan
insekstisida dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun
penyemprotan dilakukan sebagai berikut:
a) Pupuk daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35 hari
setelah tanam;
b) Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari setelah tanam;
c) ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah tanam
sebanyak 300
ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari setelah
tanam sebanyak 400 ml.
6) Pengairan dan Penyiraman
Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air
dialirkan melalui saluran diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada musim
kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan. Bila dengan pompa
air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dengan bantuan slang plastik yang
cukup besar sehingga lebih cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara terus
menerus dan tidak kekurangan air.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida, ada obat lain yaitu
ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan perata dan perekat pupuk makro (Pm)
berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc
untuk setiap 14- 17 liter pelarut. Penyemprotan campuran obat dilakukan setelah
tanaman berusia >20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali
hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan sprayer untuk areal
yang tidak terlalu luas dan menggunakan mesin bertenaga diesel bila luas lahan
ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari tergantung kebutuhan
dan kondisi cuaca.
8) Pemeliharaan Lain
Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang penting untuk
memperoleh kualitas yang baik (berat buah cukup besar, terletak antara 1,0-1,5
m dari perakaran tanaman), calon buah yang dekat dengan perakaran berukuran
kecil karena umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur ayam dalam bentuk
yang baik dan tidak cacat). Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah,
sisanya di pangkas. Setiap calon buah } 2 kg sering dibalik guna menghindari
warna yang kurang baik akibat ketidak-merataan terkena sinar matahari, sehingga
warna kurang menarik dan menurunkan harga jual buah itu sendiri.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
Hama tanaman semangka dapat digolongkan dalam 2 kelompok: hama
yang tahan dan tidak tahan terhadap peptisida. Hama yang tidak tahan terhadap
pestisida (Kutu daun, bentuk seperti kutu), umumnya berwarna hijau
pupus, hidup bergelombol, tidak bersayap, dan mudah berkembang biak. Gejala
yang terjadi daun berberecak kuning, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian
dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan obatobatan. Hama kedua adalah
hama yang tahan terhadap pestisida seperti: tikus,
binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam). Pengendallian: menjaga
pematang selalu bersih, mendirikan pagar yang mengelilingi tanaman, pemasangan
suatu alat yang menghasilkan bunyi-bunyian bila tertiup angin dan diadakan
pergiliran jaga.
1) Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai
sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari,
menetap dan berkembang biak. Pengendalian: menyemprotkan larutan
insektisida sampai tanaman basah dan merata.
2) Ulat perusak daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning,
tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari
jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan
secara kimiawi.
3) Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran
kecil mengisap cairan tanaman, membela diri dengan menggigit dan menyengat. Tandanya,
tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna
dedaunan akan pucat. Pengendalian: dilakukan secara non-kimiawi dan dengan
pestisida.
4) Ulat tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5
cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama
tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian:
(1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus
hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian
secara kimiawi, dengan obat-obatan sesuai dengan aturan penanaman buah
semangka.
7.2. Penyakit
1) Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yang
memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul
kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur, lambat laun akan. Pengendalian:
(1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi
lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, atau menanam benih
yang sudah direndam obat; (2) secara kimiawi dilakukan penyemprotan bahan
fungisida secara periodik.
2) Bercak daun
Penyebab: spora bibit penyakit
terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun
terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering
dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian:
(1) secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium; (2) tanaman
disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4
gram/liter; Delsene MX 200 dengan dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis
2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis 1-1,5 gram/liter.
3) Antraknosa
Penyebab: seperti penyakit layu fusarium.
Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah
warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan
berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian:
(1) dilakukan secara non kimia sepeti pengendalian penyakit layu fusarium;
(2) menggunakan fungisida Velimex 80 WP dosis 2-2,5 gram/liter air.
7.3. Gulma
Selain gangguan oleh hama dan penyakit, gangguan juga disebabkan kekurangan/kelebihan
unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pohon
semangka yang kekurangan dan kelebihan unsure hara tersebut, menderita akibat
adanya gulma (tanaman pengganggu).
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya:
setelah terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah
tersebut bias dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis bibit
(tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).
8.2. Cara Panen
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada
saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering permukaan
kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya
pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.
8.3. Periode Panen
Panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara
serempak dapat dipanen secara sekaligus, tetapi apabila tidak bisa bersamaan
dapat dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah yang sudah tua, ke-dua semuanya
sisanya dipetik semuanya sekaligus. Ke-tiga setelah daun-daun sudah mulai
kering karena buah sudah tidak, dapat berkembang lagi maka buah tersebut harus
segera dipetik.
8.4. Prakiraan Produksi
Hasil produksi dari masing-masing pohon semangka perlu diadakan
pembatasan hasil buahnya, sehingga dapat diperkirakan jumlah produksinya.
Secara wajar, jumlah buah berkisar antara 2-3 buah setiap pohon (1 buah pada
cabang pohon dan 2 buah pada batang utama dari pohon), dengan berat buahnya }
6-8 kg per pohon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar