Profil

Senin, 14 November 2011

Laporan Pengujian Zat Atraktan


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
PESTISIDA DAN APLIKASINYA

Nama                           : Saipul Abbas
NIM                              : G11109291
Kelompok                    : 3 (Tiga)
Asisten                        : Noerfitriyani
Judul Kegiatan            : Pengujian Zat Atraktan

Penggunan bahan kimia attraktan metil eugenol merupakan salah satu pengendalian lalat buah yang menggunakan bahan nabati. Metil eugenol ini biasanya diperoleh dari daun selasih dan daun cemara hantu. Metil eugenol ini didapatkan dengan cara penyulingan secara bertingkat Metil eugenol adalah suatu senyawa yang memiliki rumus kimia C12H24O2. Metil eugenol beraroma wangi merupakan zat yang dibutuhkan oleh lalat buah jantan. Di dalam tubuh lalat buah jantan metil eugenol akan diproses menjadi zat pemikat lalat buah batina dalam proses kopulasi. Lalat buah jantan berusaha mencari aroma atraktan metil eugenol, sehingga dapat digunakan untuk menarik kehadirannya. Radius aroma atraktan dapat mencapai 100 sampai 200 m, jika dibantu angin jangkauan dapat mencapai 3 km. Apabila lalat jantan dapat dikurangi secara periodik dengan menggunakan atraktan ini dapat menekan tingkat perkawinan dan populasinya.
Aroma atau bau tertentu juga dapat menarik perhatian serangga. Mereka tertarik pada aroma yang dikeluarkan lawan jenisnya dengan zat tertentu saat akan melakukan kawin. Dengan mengetahui sifat serangga seperti itu maka telah dikembangkan perangkap aroma dengan menggunakan atraktan. Atraktan merupakan bahan pemikat yaitu suatu bahan kimia yang tergolong pestisida dimana bahan aktifnya bersifat memikat jasad sasaran yang biasanya khusus untuk serangga tertentu. Penggunaan perangkap aroma merupakan perangkap yang paling banyak digunakan petani terutama untuk pengendalian serangga lalat buah baik pada mangga dan lain-lain. Penggunaan Metil eugenol sebagai atraktan lalat buah sangat baik karena tidak meninggalkan residu pada buah dan mudah diaplikasikan pada lahan yang luas. Karena bersifat volatil (menguap), daya jangkaunya atau radiusnya cukup jauh, mencapai ratusan meter, bahkan ribuan meter, bergantung pada arah angin. Namun, cara-cara pengendalian ini dirasa masih kurang efektif, karena tidak dilakukan secara serentak dan kontinu, sehingga daerah yang tidak dikendalikan menjadi sumber infeksi di masa mendatang. Selain hal teknis, juga masalah mahalnya zat pengendali, khususnya atraktan lalat buah, sehingga petani/pengguna belum semuanya mampu memperoleh bahan ini.


Metode
1.    Tempat dan waktu
Praktikum pestisida dan aplikasinya dalam percobaan “Pengujian Zat Atraktan” dilaksanakan pada hari Selasa, 04 Oktober 2011 di Teaching Farm Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada pukul 17.00 WITA.

2.    Langkah Kerja
Pengujian larutan pestisida Attraktan dalam wadah plastik yang diberi lubang pada sisi atas tengah. Pada bagian tutup wadah tutup botol plastik diberi kawat untuk menempelkan kapas yang telah diberi cairan larutan pestisida metil eugenol dengan jarum suntik sebanyak 2 ml dan kawat penggantung. Alat perangkap dibawa ke pertanaman dan digantungkan pada tangkai daun. Alat perangkap dibiarkan di pertanaman selama pangamatan 12 jam dan kemudian diidentifikasi.
Hasil
            Adapun hasil yang dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, yaitu sebagai berikut :
Zat
Waktu
Serangga yang ditemukan
Jumlah
ATRAKTAN
12 jam
Bactrocera dorsalis
5

Pembahasan
            Berdasarkan hasil pengamatan, pada perangkap tersebut lalat buah yang tertangkap dalam kurun waktu 12 jam ada 1 jenis, yaitu Bactrocera dorsalis terdapat 5 ekor lalat. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya berkurangnya aroma dari methyl eugenol akibat terjadinya penguapan dan pengaruh angin, faktor cuaca (hujan/panas), lokasi penyimpanan perangkap, dll.
Lalat buah merupakan hama yang sangat merugikan di bidang hortikultura, yang dapat menurunkan produktivitas buah-buahan dan sayuran buah segar di dalam negeri. Pengendalian yang dilakukan pada umumnya adalah dengan pembungkusan buah-buahan ataupun pemberonjongan pohonnya dengan kasa, pengasapan untuk mengusir lalat buah, penyemprotan dengan insektisida, pemadatan tanah di bawah pohon untuk memutus siklus hidup serta penggunaan atraktan (zat pemikat) yang salah satunya berbahan methyl eugenol.      
Penggunaan atraktan metil eugenol merupakan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan telah terbukti efektif. Atraktan dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah dalam tiga cara yaitu mendeteksi atau memonitor populasi lalat buah, menarik lalat buah untuk kemudian dibunuh dengan perangkap, dan mengacaukan lalat buah dalam perkawinan, berkumpul dan cara makan.
Atraktan merupakan zat yang bersifat menarik mengandung bahan aktif metil eugenol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar